Senin, 03 November 2014

100% Indonesia, 100% Entrepreneur, dan 100% Islam

Para pembaca yang terhormat, setelah 5 bulan lamanya tidak posting tulisan di blog karena sibuk mengurus skripsi, sekarang saatnya postingan pertama saya keluar setelah ditasbihkan sebagai seorang sarjana akuntansi alias diwisuda, hehehehe.... ini juga merupakan nazar saya setelah wisuda akan memberikan sedikit coret-coretan untuk piranti baca-baca ato syukur-syukur bisa jadi ilmu bagi saudara pembaca sekalian. Tema kali ini adalah 100% Indonesia = 100% Entrepreneur = 100% Islam, inti dari rumus diatas adalah apabila kita mencintai Indonesia layaknya kita mencintai 100% pekerjaan kita dan 100% agama kita. Hal ini seperti yang dikemukakan Uskup Soegija, beliau bertutur bahwa sudah semestinya kita 100% republik karena kita 100% katolik. Sebagai seorang warga negara yang mempunyai jiwa patriot sempurna, sudah menjadi kewajiban warga negara untuk mencintai negaranya dan mendukung penuh hal-hal yang menjadi urusan hajat hidup orang banyak. Rumus itu sangat cocok untuk diterapkan dalam kegiatan sehari-hari kita, yang jadi pegawai atau karyawan misalnya bekerja pagi, siang, dan malam juga harus diimbangi beribadah pagi, siang, dan malam, juga harus diimbangi taat membayar pajak bagi yang sudah wajib pajak dan jujur dalam bekerja. Begitu juga halnya seorang pejabat pemerintahan bekerja keras untuk melayani masyarakat, mengabdi kepada negara diimbangi dengan beribadah mempertebal keimanan, agar dapat bekerja dengan jujur dan ikhlas. Saya sempat dihimbau oleh teman agar tidak masuk PNS setelah kuliah, katanya PNS itu membebankan dan memboroskan APBD. Namun, saya berfikir berbeda karena mau tidak mau pemerintah memang membutuhkan mereka, sangat membutuhkan mereka bagaimana mungkin suatu roda pemerintahan dapat berjalan tanpa adanya penggerak yaitu pegawai atau karyawan didalamnya, namun juga alangkah baiknya jika penggerak itu diberi sistem penggerak yang baik, yang efektif dan efisien sehingga anggapan masyarakat tentang PNS membebankan APBD itu akan hilang. Nah, yang menjadi pengusaha juga begitu, pengusaha adalah profesi yang paling menarik di era perdagangan bebas ASEAN atau dikenal MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) 2015 yang akan dijalankan oleh Republik kita tahun mendatang. Sebenarnya tantangan ini bukan hanya untuk pengusaha saja tapi untuk tenaga ahli pun juga merupakan persaingan ketat, karena kita dituntut untuk dapat berkompetisi dengan negara- negara lain dalam hal perdagangan bebas maupun perekrutan tenaga kerja asing. Pengusaha harus mampu berjuang dalam kompetisi ini, memang nampak seperti perang tapi perang dalam angka, dalam hal ekonomi karena sudah bukan zamannya perang dengan senjata. Oleh sebab itu saya selalu menganggap bahwa " Pengusaha itu pejuang sekaligus pahlawan bangsa era sekarang." Dan alangkah sempurnanya jika seorang pejuang (re: pengusaha) menerapkan rumus 100% Indonesia = 100% Entrepreneur = 100% Islam, hehehe selamat mencoba ya saudara pembaca yang terhormat...Salam MEA 2015!!!MERDEKA!!!