Senin, 03 November 2014
100% Indonesia, 100% Entrepreneur, dan 100% Islam
Senin, 16 Juni 2014
Pemimpin Seharusnya (2)
Selasa, 01 April 2014
Selamatkan Petani!
Petani merupakan profesi yg sangat langka di era modern seperti saat ini, memang banyak sekali perguruan tinggi yg membuka fakultas pertanian namun sedikit yg terjun bahkan minat untuk bercocok tanam di ladang atau sawah, kebanyakan sarjana pertanian lebih kepengen kerja di bank, BUMN pokoknya kantor yg ada AC nya hehehe... padahal menurut saya di zaman yg memasuki neo-liberalism, profesi petani merupakan profesi yg sangat mulia lebih mulia ketimbang guru, karena eh karena petani merupakan sumber atau ujung tombak suatu negara dalam memperjuangkan ketahanan pangan dalam negri, jikalau negara ini care terhadap perut-perut rakyat kelaparan, sudah kewajiban negara untuk melindungi nasib petani. Negara tidak perlu import beras, gula, jagung karna kita punya semua. Berita di tv tidak perlu menayangkan kelonjakan harga sembako, anak-anak kecil Indonesia lebih kuat karena sudah mampu makan 3x sehari. Negara mana yang tidak mau seperti itu? Maka berubahlah pikiran kawan2 ku yg sarjana! Selamatkan petani kita! Menyelamatkan petani sama dengan menyelamatkan alam dan menyelamatkan banyak nyawa manusia yg sekarang dilanda kelaparan!
Salam Petani Indonesia!!!
Rabu, 26 Maret 2014
Pemimpin Seharusnya
Menjelang pemilu 2014 ini, banyak partai yg mulai gencar bahkan sudah jauh2 hari sebelumnya sudah banyak pesohor-pesohor di negara ini yg sudah berkoar mencalonkan diri sebagai presiden. Entah dia sudah layak atau belum, para pesohor tsb sudah sangat PD untuk maju memimpin bangsa ini. Padahal problem bangsa ini sangat berat, bangsa ini masih seperti bayi yg berjalan merangkak perlu bimbingan, perlu pemikiran, perlu timbulnya ideologi2 baru yg dapat membangun bangsa ini lebih maju. Presiden Indonesia selanjutnya harus bisa merubah pemikiran masyarakat indonesia yg masih me'wah'kan bangsa-bangsa barat. Presiden Indonesia selanjutnya harus bisa membebaskan ketergantungan negara dari pengaruh imperialis Amerika. Presiden Indonesia selanjtnya harus bisa menggerakkan rakyat untuk kerja keras membangun bangsa. Karena hanya dengan Persatuan Bangsa, yg dilandasi dengan 3 azas yaitu Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme yang mampu merubah bangsa ini menjadi Berdikari, yang mampu memandirikan manusianya sendiri, yang mampu makan tanpa harus menjual diri.
Sampai kapan bangsa ini selalu dipertuankan oleh bangsa-bangsa barat, sampai kapan bangsa ini memberikan kekayaannya dengan cuma-cuma kepada mereka?
Kita, rakyat jangan mau hanya diam, didalam pemilu tahun ini harapan Indonesia ada, harapan perubahan ada ditangan mereka yg kita percaya yang layak membawa ke 3 azas tersebut merasuk ke dalam roh-roh rakyat Indonesia.
Maka pikirkan, hayati, dan resapi sebelum memilih.
Salam Merdeka!
Selasa, 11 Februari 2014
Renungan subuh
Dinginnya subuh membuat mata ini sulit terpejam dari lelahnya sehabis mengerjakan skripsi dan report, sedangkan kawan sekamarku masih terlelap dalam tidurnya, aku tidak tau yang dia mimpikan dalam tidurnya setelah mencurahkan uneg-unegnya yang dia ingin katakan dan tidak dikatakan kalo dia tidak ingin katakan (jadi berasa uya-kuya...) banyak cerita yang dia ungkapkan termasuk salah satunya tentang masa depan setelah lulus dari perkuliahan, kedepan sangat berat bagi kami dengan nasib yang masih terkatung-katung nantinya sebagai fresh graduate tanpa pengalaman. Dan ijazah dengan ipk pas-pas an karena lulus tergesa-gesa disebabkan biaya kuliah yang mahal, terbenak dalam pikiran kawan saya mengikuti jejak saya dengan mencoba bekerja di KAP nantinya sbagai batu loncatan agar banyak perusahaan-perusahaan yang minat kepada "manusia-manusia ber-IPK hampir 3 koma. " namun bayangan itu mungkin hanya sbagai alternatif apa yang akan dilakukan setelah ini, memang sangat sulit diposisi yang sangat dirugikan seperti ini, kawan saya sempat mengeluh dalam uneg-unegnya "mengapa harus kuliah di akuntansi kenapa gak ambil tekhnik?" Uneg-uneg yang sama waktu awal-awal semester dulu disaat saya masih mengidam-idamkan tekhnik arsitektur...namun semua percuma sudah terlambat untuk mengeluh dan menyalahkan pihak-pihak yang berperan dalam kehidupan kita...karena penyesalan memang selalu di akhir,tetapi bukan berarti sudah berakhir segalanya,masih ada celah untuk meraih apa yang diinginkan karena masa depan ada di tangan kita sendiri, meskipun tidak dipungkiri bahwa pihak-pihak yang berperan dalam kehidupan kita juga akan berpengaruh...tidak ada yang tahu nantinya kita akan menjadi apa... tidak ada yang tahu juga apakah nantinya aku dan kawanku akan masih bekerja bersama seperti cara alternatif yang tadi direncanakan...tidak ada yang tahu....aku hanya menyampaikan kepada kawanku bahwa masa depan adalah sebuah tanda tanya mungkin kamu sekarang duduk dibangku ini bersamaku tapi kita tidak tahu 10 sampai 20 tahun kedepan apakah masih bisa seperti ini...tapi apapun yang terjadi siapapun aku dan siapapun kamu kita akan selalu menjadi sahabat kawan...tetap semangat!
Selamat menjelang subuh kawanku yang masih terlelap dan man-teman diseluruh penjuru nusantara
Senin, 20 Januari 2014
Seperti Pisau
Hidup ini semakin tajam seperti pisau
Semakin kau asah semakin tajam
Semakin kau dewasa akan semakin tau
Bahwa hidup terkadang memang kejam
Mengeluhlah jika kau ingin
Tidak ada yang melarang...
Menangis saja jangan dingin
Kalo itu bisa bikin kau senang...
Gengsi uda merajalela
Sombong sudah mewabah
Nafsu telah menjamur
Kini kau hanya sendiri
Berdiri diatas pendirianmu
Dan semua menatap tepat diwajahmu
Sambil tertawa dan bilang "CUPU"
Teman yang baik hanya tinggal kenangan
Sahabat hanya terlihat sekelebat
Inilah hidup seperti pisau
Pisau bermata dua
Sekarang kau yang pilih gunakan pisau itu
Untuk membunuh atau untuk memotong sayur???
Minggu, 19 Januari 2014
Identitas Bangsa? Masih Ada?
Selamat membaca kembali man teman... kini saya akan membahas masalah "Identitas Bangsa" sesuatu hal yang mungkin sudah sering dibahas dalam forum-forum politik atau dalam sosial- budaya. Identitas Bangsa, menurut saya merupakan jatidiri yang seharusnya (wajib) ditampilkan (ditampakkan) ketika berada dimanapun khususnya, saat berada dalam komunitas (negara, bangsa) itu sendiri. Maksut dari definisi di atas bisa artikan bahwa, ketika kita telah menyetujui masuk dalam komunitas atau setuju menjadi seorang warga negara Indonesia misalnya, maka sudah seharusnya (wajib) berperilaku berdasarkan Pancasila, sebagai dasar dan pandangan hidup orang Indonesia. Begitu juga saat kita berada atau diputuskan oleh Tuhan lahir dan hidup sebagai seorang jawa, tindak tanduk dan perilaku kita juga harus "njawani", jadi jangan anggap bahan tertawaan kalo ada orang yang bicara "medok", karena sesungguhnya mereka lebih mulia daripada kalian2 yang menertawakannya. Itu yang pertama,lalu yang kedua adalah dalam suatu komunitas pasti ada adat dan aturan-aturan kalo bahasa "keminggris-nya" ada rules-nya, misal sebagai seorang WNI wajib bagi kita yang sudah berumur, tepatnya umur 17 ke atas (bukan film ya...) wajib mempunyai KTP, kalo nikah juga gitu harus ngurus ke KUA dsb... adalagi kalo di lingkup agama kalo Islam ya seperti yg ada di Quran harus ada mahar, saksi, ijab dsb... di Nasrani harus ada pendeta, mengucapkan janji setia, dsb... dan jika sebagai orang yang lahir dan hidup di tanah jawa juga begitu harus ada prosesi siraman, midodaren, pecah kendi, dsb... karna negara,agama dan suku merupakan 3 pilar penting suatu Identitas Bangsa, apabila salah satu pilar itu diabaikan maka robohlah Identitas kamu dalam suatu komunitas tersebut. Maka sebagai Masyarakat Indonesia tetaplah lestarikan budaya kamu karena dengan melestarikan kebudayaan tersebut, sama halnya kamu telah bersyukur dan berterimakasih kepada Negara ini yang sudah memberikan Tanah ini Air ini Udara ini untuk dinikmati bersama. Hargailah ketiga pilar tadi, tunjukkan kalo kamu seseorang yang bisa menghargai warisan leluhur. TerimaKasih sekian dari saya....
Kediri 20 Januari 2014
Atas Nama Bangsa Indonesia...
Bagus Prasetyo....